Bitcoin Dilarang Di Tiongkok, Para Penambang Mulai Jajaki Luar Negeri

Foto : Bitcoin

Jakarta, Pesan Rakyat ‐ Penambang uang kripto di Tiongkok mulai pindah dan menjual mesin tambang mereka ke luar negeri.Hal ini merupakan dampak dari larangan dan tindakan keras China terhadap uang kripto, seperti bitcoin dan lainnya.

"Banyak penambang keluar dari bisnis (uang kripto) untuk mematuhi kebijakan pemerintah (China). Mesin tambang (uang kripto) dijual seperti besi tua," kata Mike Huang, seorang operator tambang uang kripto di Sichuan, China, dikutip dari Reuters, Jumat (25/6).

Huang Dezhi, operator tambang uang kripto lain di Sichuan mengaku juga sudah melakukan penjajakan ke luar negeri seperti Kazakhstan. Sichuan sendiri merupakan salah satu kawasan yang terkenal sebagai pusat penambangan bitcoin nomor dua di China setelah Xinjiang.

"Jika pemerintah tidak membalikkan kebijakan tersebut, kami tidak akan punya pilihan lain. Anda tidak dapat menentang keputusan pemerintah pusat," Ungkap Dezhi

Salah satu perusahaan pembuat mesin uang kripto terbesar di China, Bitmain, menyatakan bahwa pihaknya sudah menangguhkan penjualan produk di sana. Selanjutnya, mereka mulai mencari 'suaka' baru di luar negeri bersama klien baru.

Kondisi ini turut membuat harga mesin tambang uang kripto turun drastis dari semula sekitar 4.000 yuan menjadi 700 yuan hingga 800 yuan. Tak hanya Bitmain, perusahaan lain, BIT Mining menyatakan sudah menjual sekitar 320 mesin tambang uang kriptonya ke Kazakhstan.

Rencananya, perusahaan akan menjual lagi sekitar 2.600 mesin ke Asia Tengah mulai 1 Juli 2021. Bahkan, perusahaan juga telah mengalirkan investasi ke pusat tambang uang kripto di Texas, AS.

"Kami mempercepat pengembangan luar negeri kami untuk sumber daya pertambangan alternatif berkualitas tinggi," ungkap CEO BIT Mining Xianfeng Yan.

Pindahnya para penambang uang kripto di China merupakan dampak lanjutan dari larangan pemerintah negeri tirai bambu terhadap bitcoin dan lainnya di negara mereka. Sebelumnya, larangan ini memberi dampak pada penurunan harga berbagai uang kripto, misalnya harga bitcoin yang jatuh dari kisaran US$60 ribu menjadi US$30 ribu per koin.

China mengambil kebijakan ini untuk menghindari risiko spekulatif uang kripto terhadap pasar keuangan mereka. Di saat yang sama, bank sentral China tengah menguji mata uang digitalnya sendiri.

-Dimas

Lebih baru Lebih lama