Pemerintah Tiongkok Mulai Menambah Silo Nuklir, Pemerintah AS mulai Ketar Ketir

 
Foto : Istimewa 

Jakarta, Pesan Rakyat - Tiongkok mulai menambah jumlah situs peluncuran (silo) rudal balistik nuklir, hal ini membuat Pemerintah Amerika Serikat mulai Ketar Ketir.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, Tiongkok saat ini tidak lagi menerapkan strategi kepemilikan senjata nuklir yang mulanya bertujuan  untuk membuat gentar negara lain terus menambah jumlah hulu ledak rudal nuklir hal ini membuat mereka menjadi semakin sulit menyembunyikan senjata itu.

Menurut laporan Tiongkok hendak membangun sekitar seratus tempat peluncuran rudal nuklir di kawasan gurun di sebelah barat.

"Laporan ini dan perkembangan lain menunjukkan persenjataan nuklir Tiongkok akan berkembang dengan cepat dan mungkin ke tingkatan yang lebih tinggi dari yang diperkirakan," ucap Ned dikutip dari Reuters, Jumat (2/7).

Neda mengatakan kekhawatiran tentang perlombaan senjata nuklir itu yang membuat Presiden AS, Joe Biden, berdialog dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan juga ingin bertemu dengan pemerintah Tiongkok.

"Kenaikan jumlah senjata itu cukup menjadi perhatian. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang niat Tiongkok. Dan bagi kami penting menerapkan aturan guna menekan risiko senjata nuklir. Kami mengajak Tiongkok untuk sama-sama menerapkan cara meredam risiko persaingan senjata nuklir," kata Ned.

Laporan soal rencana Tiogkok membangun pangkalan peluncuran rudal nuklir baru berasal dari artikel surat kabar The Washington Post, yang mengutip analisis dan citra satelit dari Pusat Studi Nonproliferasi James Martin di Monterey, California.

Menurut hasil analisis itu terdapat sekitar 119 lokasi proyek yang mirip dengan situs peluncuran rudal nuklir milik Tiongkok yang ada saat ini.

Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) pada tahun lalu melaporkan kepada Kongres dan menyatakan saat ini jumlah hulu ledak nuklir milik Tiongkok sekitar 200 buah. Mereka kemudian memprediksi jumlah itu bisa bertambah dua kali lipat karena Tiongkok juga terus memodernisasi militer dan persenjataan.

Dalam beberapa kesempatan AS terus meminta Tiongkok untuk bergabung dengan Rusia dalam kesepakatan kepemilikan senjata yang baru.

Tiongkok mengatakan AS dan Rusia seolah meremehkan persenjataan mereka, tetapi siap berunding dengan prinsip kesetaraan dan saling menghormati.

Presiden Xi Jinping juga mengatakan saat ini Tiongkok akan melawan dengan sekuat tenaga terhadap kekuatan asing yang mencoba meremehkan dan mengejek mereka.

Dalam Perjanjian Nonproliferasi Nuklir 1968 hanya ada lima negara yang dibolehkan mempunyai senjata nuklir. Mereka adalah Uni Soviet (kini Rusia), Inggris, Amerika Serikat, Prancis dan Tiongkok.

-Dimas
Lebih baru Lebih lama