Foto : Istimewa |
Capaian kumulatif sektor strategis ini dari sisi ekspor juga sangat baik yaitu mencapai USD19,58 miliar atau naik 42,59 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya tercatat senilai USD13,73 miliar. Kinerja gemilang industri mamin ini perlu dijaga selama masa pandemi covid-19, karena peran pentingnya dalam memasok kebutuhan pangan masyarakat.
"Industri mamin selama ini telah membawa dampak positif yang luas bagi perekonomian nasional, seperti peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi, penerimaan devisa dari investasi dan ekspor hingga penyerapan tenaga kerja yang sangat banyak," kata Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, Sabtu, 7 Agustus 2021.
Putu menegaskan, Kemenperin telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri mamin di Tanah Air. Misalnya, menjaga ketersediaan bahan baku dan memfasilitasi pemberian insentif fiskal. Pada triwulan II-2021, industri mamin tercatat tumbuh positif di angka 2,95 persen.
"Selama masa pandemi, kami tentunya memperhatikan industri yang kritikal dan esensial agar tetap bisa beroperasi, termasuk industri mamin," ujar dia.
Oleh karena itu, Kemenperin menerbitkan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) di tengah masa pandemi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, termasuk saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Kemenperin mencatat, hingga 24 Juli 2021, sebanyak 6.721 IOMKI diberikan kepada perusahaan sektor industri agro di Indonesia, dengan total tenaga kerja yang terlibat sebanyak 1,85 juta orang.
"Kami terus memantau penerapan IOMKI ini, terutama dengan adanya Surat Edaran Menteri Perindustrian Nomor 3 Tahun 2021 tentang IOMKI pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19," papar Putu.
Dalam Surat Edaran Menperin 3/2021, terdapat kewajiban pelaporan yang lebih efektif. Perusahaan yang telah memiliki IOMKI wajib menyampaikan laporan pelaksanaan operasional dan mobilitas kegiatan industri secara berkala dua kali dalam satu minggu, pada Selasa dan Jumat, secara elektronik melalui portal Sistem Informasi Industri Nasional atau SIINas (siinas.kemenperin.go.id).
Putu menyampaikan apresiasi kepada pelaku industri khususnya di sektor agro yang telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin melaporkan IOMKI sesuai waktu yang ditentukan. Selain itu, sejumlah perusahaan di bawah binannya telah banyak yang melaksanakan program vaksinasi bagi para karyawannya.
“Program vaksinasi ini sangat penting, karena dengan menjaga kesehatan karyawannya, produktivitas di perusahaan ikut terjaga. Artinya, roda ekonomi tetap berputar. Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang mencapai 7,07 persen dan pertumbuhan industri pengolahan non-migas sebesar 6,91 persen,” tutur dia.
Kemenperin telah menggelar program vaksinasi di sejumlah kawasan industri. Di wilayah Bekasi misalnya, dari 143 industri agro dengan total tenaga kerja mencapai 57.848 orang, yang sudah mengikuti vaksinasi sebanyak 33.657 orang atau 58,18 persen. Kemenperin menargetkan, hingga September 2021, seluruh pekerja sektor industri agro di Bekasi yang sudah vaksin akan menyentuh 95 persen.
"Kami melihat di industri mamin ini, kesiapan untuk pencegahan dan pengendalian covid-19 sudah sangat baik. Sebab, sebelum masa pandemi pun, sektor ini sudah menerapkan GMP, proses produksi dan aktivitas para pekerjannya dilaksanakan dengan standar keamanan yang tinggi terhadap produk yang dihasilkan, maka higienis dari produk mamin sangat terjaga," jelas Putu.