Foto : Istimewa |
Jakarta, Pesan Rakyat - 20 tahun lalu, Selasa pagi di penghujung musim panas dunia tiba-tiba berubah. Tepat 11 September 2001,
149 menit yang mengubah sudut pandang dunia.
Sabtu (11/9) akan menandai peringatan 20 tahun serangan teror paling mematikan di tanah 'Paman Sam'. Teror yang menerjang tiga lokasi di AS itu menewaskan hampir 3.000 orang.
Serangan 11 September, yang menewaskan 2.996 orang, tetap menjadi serangan terbesar yang pernah terjadi di AS dan konsekuensinya masih terasa hingga hari ini.
Setelah serangan ini, apa yang disebut 'perang melawan teror' dilancarkan oleh AS, termasuk invasi ke dua negara, yakni Afghanistan dan Irak.
Pada level yang lebih personal, seluruh generasi masih ingat persis di mana mereka berada ketika mereka mendengar kabar tentang serangan yang terjadi pada tanggal 11/9/2001.
Hari ini, 11 September 2021, tepat 20 tahun tragedi menewaskan ribuan orang itu terjadi. Insiden itu menjadi serangan teroris terbesar yang terjadi di Amerika dalam sejarah dan juga merupakan penyelidikan terbesar yang pernah dilakukan Biro Investigasi Federal AS (FBI).
Sebanyak 19 teroris membajak empat pesawat komersial maskapai AS, American Airlines dan United Airlines, yang berencana terbang menuju wilayah pantai barat Negeri Paman Sam pada Selasa pagi.
Setidaknya 2.753 orang tewas ketika pesawat American Airlines Flight 11 dan United Airlines Flight 175 menabrak Gedung WTC di kawasan Manhattan.
Pesawat pertama menabrak menara WTC utara sekitar pukul 08.46 waktu lokal, sementara itu pesawat kedua menabrak gedung selatan WTC 17 menit setelahnya.
Para korban tewas itu berusia mulai dari dua tahun sampai 85 tahun. Sebanyak 75-80 persen korban tewas merupakan pria.
Di tempat lainnya, sebuah pesawat American Airlines bernomor 77 menabrakkan diri ke gedung Kementerian Pertahanan AS di Washington DC. Sebanyak 184 orang tewas dalam insiden itu.
Sementara itu, pesawat United Airlines dengan nomor penerbangan 93 menabrak sebuah ladang di Shankville, Pennsylvania. Saat itu, pesawat membawa 40 penumpang termasuk awak pesawat.
Pihak berwenang AS meyakini para teroris pembajak menabrakkan pesawat di lokasi itu sebelum meraih target awal mereka karena penumpang berusaha mengambil kendali pilot.
Pihak berwenang memperkirakan sebanyak US$500 ribu atau Rp7,02 miliar bagi para teroris untuk melancarkan serangan 9/11.
Dilansir CNN, pada Desember 2001 pemerintah AS merilis rekaman suara di mana pemimpin kelompok Al Qaidah, Osama bin Laden, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Lima orang terdakwa bakal kembali diadili setelah lama terhenti. Pengadilan rencananya akan digelar pada 2021 mendatang.
Kelimanya adalah Khalid Sheikh Mohammad, Walid bin Attash, Ramzi Binalshibh, Ali Abd al Aziz Ali, dan Mustafa al-Hawsawi. Mereka dituduh turut merencanakan dan berpartisipasi dalam skenario yang dibuat Al-Qaeda.
-Dimas