Foto : Istimewa |
Jakarta, Pesan Rakyat - Harsono Pria (60) bersama istri dan tiga anaknya yang hidup di emperan rumah kosong di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah kini mendapat banyak bantuan. Banyak bantuan yang diperoleh terutama untuk tiga anak dalam keluarga itu yang masih kecil.
"Alhamdulillah, dapat rezeki dari kemarin. Tadi juga dapat dari pak polisi, ngasih hadiah untuk anak-anak sekolah, sepeda, sembako dan uang untuk mengurus administrasi sertifikat tanah," ujar Harsono kepada wartawan, (1/10).
Di emperan rumah kosong itu, Harsono tinggal bersama istrinya Asratun (40) dan dua anak kembarnya yang duduk di kelas 2 SD serta anak bungsunya yang masih TK.
Anak kembarnya mendapat banyak hadiah buku, sepatu, dan perlengkapan sekolah lainnya. Sedangkan si bungsu tampak senang mendapatkan sepeda baru.
Kapolres Pekalongan, AKBP Arief Fajar Satria, bersama rombongan berkunjung ke rumah Harsono hari ini.
"Iya kita silaturahmi ke keluarga Harsono, terkait kondisi yang memprihatinkan. Kita cek langsung dan tadi sempat ngobrol bersama terkait tempat yang selama ini ditempati, yang telah dijual beliau dan keluarganya ke orang lain," kata Arief.
Arief menjelaskan Harsono sebetulnya memiliki tanah yang berada di belakang emperan rumah kosong yang mereka tempati sekarang. Namun, karena tanah itu belum dibalik nama atas namanya, Harsono belum berani membangun rumah. Selain itu, Harsono juga terbentur keterbatasan dana.
"Tadi saya ngobrol, katanya Pak Harsono ini kesulitan untuk biaya balik nama sertifikat yang mahal," jelasnya Arief.
Sebelumnya diberitakan keluarga ini tinggal di emperan rumah kosong di Desa Wonopringgo, Kecamatan Wonopringgo.
Emperan rumah ini diberi atap tanpa pintu. Dindingnya memanfaatkan anyaman bambu yang sudah lapuk termakan usia. Sedangkan atap dikaitkan dengan rumah tua yang kondisinya memprihatinkan karena sewaktu-waktu bisa ambruk.
Saat ditemui, Harsono mengaku awalnya dirinya ditawari oleh pemilik rumah kosong tersebut untuk menempati bangunan itu. Namun kondisi rumah yang memprihatinkan karena bangunan tua, dirinya terpaksa hidup di emperan di sisi kiri rumah kosong tersebut.
Harsono menceritakan, rumah tua kosong tersebut dahulu adalah milik orang tuanya. Namun karena sesuatu hal, rumah itu dijual dan Harsono dapat ganti lahan di belakang rumah seluas 12x12 meter.
"Rumah ini peninggalan orang tua. Tapi sekarang bukan hak milik kami lagi. Saya hanya dapat lahan di belakang rumah, yang mana sampai sekarang, saya belum bisa bangun rumah. Tidak hanya itu, balik nama sertifikat saja saya belum mampu," kata pria yang setiap harinya bekerja sebagai buruh serabutan ini."Jangankan untuk balik nama sertifikat, untuk hidup saja saya dari belas kasihan orang yang suka memberi ke sini. Saya buruh serabutan," lanjutnya.
"Dulunya saya tukang sablon ya di sini juga. Karena tidak sukses terus tahun 2016 merantau ke Yogya," tuturnya.
Selama dua tahun di Yogya, dia mengaku menempati rumah milik istri seorang tokoh terkenal. Dia bertugas menjaga rumah itu.
Pulang kampung dan sudah tidak memiliki rumah, akhirnya ia meminta izin ke pemilik rumah untuk menempati emperan rumahnya.
"Ya sejak saat itulah saya menempati rumah emperan sini," katanya.
-Kikidamanhuri