Foto Ridwan Kamil/IST |
Pesan Rakyat - Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di MPR RI pada 20 Oktober mendatang akan menjadi momen bersejarah. Diketahui, ribuan warga akan tumpah ruah di jalan-jalan di Jakarta untuk mengantar keduanya menuju momen pelantikan.
Menanggapi hal itu, calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) mengaku siap mengikuti jalannya rangkaian pelantikan tersebut. Dia mengatakan posisinya bisa berada di mana saja.
“Secara umum sama, setiap pelantikan presiden pasti ada rangkaian, posisi di mana? Saya menyesuaikan,” ujar RK saat ditanya awak media di Jakarta Utara, Sabtu (12/10/24).
RK pun mengaku siap jika nanti bergabung dengan rakyat Jakarta di sepanjang jalan menyambut kedatangan Prabowo-Gibran. Dia percaya, hal itu menjadi sesuatu yang menyenangkan.
“Ya (posisi) menyesuaikan dengan rakyat, sesuatu yang meriah dan menyenangkan,” ungkap RK.
Diketahui, pada pelantikan Prabowo-Gibran nanti dikabarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga akan hadir.
"Insyaallah datang. Jadi Pak Presiden memang sejak awal sudah mengatakan datang di pelantikan. So pasti lah, Pak Presiden hadir di pelantikan nanti 20 Oktober," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (08/10/24).
Ditemui secara terpisah, Ketua Front Rakyat Jakarta (FORJA) Kiki Damanhuri menyampaikan bahwa sudah menjadi hal umum kalau Ridwan Kamil mendampingi Presiden terpilih untuk pelantikan karena bagian dari Koalisi tersebut.
"Sudah hal umum karena Ridwan Kamil merupakan bagian dari koalisi pak Prabowo, jadi wajar saja beliau ikut mendapingi pelantikan", Ucap Kiki.
Selain itu, Kiki juga menambahkan kalau masyarakat Jakarta tidak lupa ada upaya untuk memborong partai supaya pilkada DKJ melawan kotak kosong.
"Saya rasa masyarakat DKJ tidak lupa ada upaya memborong partai untuk memuluskan rencana jahat agar pilkada DKJ melawan kotak kosong", tambah Kiki.
Kiki juga berkelakara bahwa masyarakat Jakarta menginginkan pemimpin yang bukan hasil operasi jahat dan kompromi para elit semata.
"Masyarakat Jakarta mengingingkan pemimpin yang bukan hasil dari operasi jahat dan kompromi para elit semata", Pungkasnya.***